Rabu, 11 Desember 2013

MAKALAH KETERAMPILAN HAKIKAT BERBAHASA DAN MANFAAT KETERAMPILAN BERBAHASA

MAKALAH
HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA DAN MANFAAT KETERAMPILAN BERBAHASA
Disususn untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa dan Bersastra Indonesia
Dosen Pengampu : Dra. Hartati, M. Pd.

Disusun oleh :
Tsalis Tsiah Yuliyanti              (14014121)
Anisa Rohmah                        (14014121)
Tri Wahyu K.                          (14014121)
Dwi Indah Damayanti                        (1401412145)
Ulfa Fadillah                           (14014121)


 


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013



BAB I
PEMBUKA
A.    Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah alat komunikasi antara nggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).
Dalam berkomunikasi kita menggunakann keterampilan berbahasa yang telah kita miliki, seberapapun tingkat atau kualitas keterampilan itu. Ada orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal sehingga setiap tujuan komunikasinya mudah tercapai. Namun, ada pula orang yang sangat lemah tingkat keterampilannya sehingga bukan tujuan komunikasinya tercapai, tetapi malah terjadi salah pengertian yang berakibat suasana komunikasi menjadi buruk. Berikut ini kita akan mempelajari pengertian keterampilan berbahasa serta manfaat penguasaan terhadap keterampilan tersebut.

B.          Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah hakikat keterampilan berbahasa?
2.      Apakah manfaat keterampilan berbahasa?

C.    Tujuan

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Dapat menjelaskan hakikat keterampilan berbahasa.
2.      Dapat menjelaskan manfaat keterampilan berbahasa.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Keterampilan Berbahasa

Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).
Fungsi bahasa yaitu sebagai :
1.      fungsi informasi
2.      fungsi ekspresi diri
3.      fungsi adaptasi
4.      fungsi kontrol sosial.
Terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan, sedangkan keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan kecakapan seseorang untuk memakai bahasa seperti menulis, membaca, menyimak, atau berbicara serta kesanggupan pemakai bahasa untuk menanggapi secara betul stimulus lisan atau tulisan, menggunakan pola gramatikal dan kosakata secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain, dan sebagainya merupakan keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa ada empat aspek yaitu keterampilan berbicara, menyimak, menulis, dan membaca. Dalam berbicara si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Kemudian, dalam menyimak si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa lisan yang disampaikan orang lain. Selanjutnya, dalam menulis si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa tulis. Di pihak lain, dalam membaca si penerima pesan berupaya member makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan orang lain.
Pada umumnya aspek keterampilan berbahasa dibagi dua yaitu :
1.       Aspek keterampilan berbahasa bersifat reseptif ( menerima ) :
a.       Mendengarkan atau menyimak
Adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan saat kita menerima pesan dan melibatkan serangkaian proses mental. Saat menyimak kita tidak hanya menerima pesan itu melalui telinga tetapi sekaligus melibatkan akitivitas persepsi, atensi, evaluasi interpretasi dan respon.
Situasi mendengarkan secara interaktif  terjadi dalam percakapan tatap muka, melalui telepon atau sejenisnya. Secara bergantian subjek ( 2 orang / lebih ) melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara. Sehingga kita memiliki kesempatan bertanya guna mendapatkan penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang telah diucapkannya atau meminta lebih pelan dalam berbicara.
Situasi mendengarkan secara non interaktif kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkan dan kita juga tidak dapat meminta pembicaraan di perlambat. Contoh : mendengarkan radio, mendengarkan acara-acara seremonial, nonton TV, mendengarkan pidato, dan lain-lain.

b.      Membaca
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor. Contoh: membaca koran, membaca novel, membaca buku pelajaran, dan lain-lain.

2.       Aspek Keterampilan Berbahasa bersifat Produktif ( menghasilkan ) :
a.       Berbicara
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Keterampilan berbahasa lisan atau berbicara yang bersifat produktif. Contoh : berpidato, ceramah, diskusi, musyawarah, dan lain-lain.

b.      Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menurut Rusyana (1988:191) menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21). Kedua pendapat tersebut sama-sama mengacu kepada menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat memahami apa yang dikomunikasikan penulis. Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Contoh : menulis cerpen, menulis karya ilmiah, menulis novel, dan lain-lain.
Mari kita perhatikan kehidupan masyarakat. Anggota-anggota suatu masayarakat saling berhubungan dengan cara komunikasi. Pengirim pesan aktif memilih pesan yang akan disampaikan, memformulasikannya dalam wujud lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan. Kemudian, lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan tersebut disampaikan kepada penerima. Selanjutnya, penerima pesan aktif menerjemahkan lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan tersebut menjadi makna sehingga pesan tersebut dapat diterima secara utuh. Jadi, kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut harus sama-sama memiliki keterampilan, yaitu pengirim harus memiliki keterampilan memilih lambang-lambang guna menyampaikan pesan, dan si penerima harus terampil memberi makna terhadap lambang-lambang berisi pesan yang disampaikan.
Dalam komunikasi, pengirim mungkin menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan, fakta, kehendak dengan menggunakan lambang-lambang berupa bunti-bunyi bahasa yang diucapkan. Dengan kata lain pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi yang diucapkan. Selanjutnya, pesan yang diformulasikan dalam wujud bunyi-bunyi (bahasa lisan) tersebut disampaikan kepada penerima. Aktivitas tersenut biasa kita kenal dengan istilah berbicara. Di pihak lain, penerima mengubahan bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi lisan tersebut kembali menjadi pesan. Aktivitas tersebut biasa kita sebut dengan istilah mendengarkan (menyimak).
Ada pula pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan lambang-lambang berupa tulisan. Pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima. Aktivitas tersebut biasa kita sebut dengan istilah menulis. Kemudian, penerima dalam proses decoding berupaya memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis itu sehingga pesan dapat diterima secara utuh. Aktivitas tersebut kita kenal dengan istilah membaca.
Seseorang dikatakan memiliki keterampilan berbahasa dalam posisi sebagai pengirim pesan, jika terampil memilih bentuk-bentuk bahasa yang tepat, sesuai dengan konteks komunikasi. Kemudian ia dapat dikatakan memiliki keterampilan berbahasa dalam posisi sebagai penerima pesan, mampu mengubah bentuk-bentuk bahasa yang diterimanya dalam suatu konteks komunikasi menjadi pesan yang utuh, yang sama dengan yang dimaksudkan oleh pengirim. Dengan kata lain, seseorang dikatakan memiliki keterampilan berbicara apabila yang bersangkuran terampil memilih bunyi-bunyi bahasa (berupa kata, kalimat, serta tekanan dan nada) secara tepat serta memformulasikannya secara tepat pula untuk menyampaikan pikiran, persaan, gagasan, fakta, perbuatan dalam suatu konteks komunikasi. Kemudian, seseorang dikatakan terampil mendengarkan (menyimak) apabila yang bersangkutan memiliki kemampuan menafsirkan makna dari bunyi-bunyi bahasa (berupa kata, kalimat, tekanan, dan nada) yang disampaikan pembicara dalam suatu konteks komunikasi. Selanjutnya, seseorang dikatakan memiliki keterampilan menulis bila yang bersangkutan dapat memilih bentuk-bentuk bahasa tertulis (berupa kata, kalimat, paragraph) serta menggunakan retorika (organisasi tulisan) yang tepat guna mengutarakan pikiran, perasaan, gagasan, fakta. Terakhir, seseorang dikatakn terampil membaca bila yang bersangkutan dapat menafsirkan makna dan bentuk-bentuk bahasa tertulis (berupa kata, kalimat, paragraf, organisasi tulisan) yang dibacanya.

B.     Manfaat Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa penting bagi semua orang sebab kita dituntut harus dapat berkomunikasi yang baik, serta dapat memberikan pengaruh yang positif bagi orang lain.
Manfaat keterampilan berbahasa dapat dilihat di berbagai profesi antara lain seorang jurnalis yang bertugas meliput berita dan menyampaikan kepada orang lain harus mempunyai keterampilan khusus dalam berbahasa sehingga berita yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami oleh orang lain. 
Seorang dokter juga harus mempunyai keterampilan berbahasa yang cukup tinggi, karena setiap hari mereka dituntut untuk berkomunikasi dengan pasien-pasien. 
Begitu halnya dengan seorang pendidik atau guru. Seorang guru sekolah dasar (SD) harus memiliki keterampilan berbahasa yang cukup tinggi. Karena seorang guru SD merupakan guru pertama setelah keluarga yang mengajarkan cara menggunakan bahasa yang baik dan benar. 
Seorang wartawan bukan hanya memiliki keterampilan membaca, mengamati, mendengarkan, namun juga harus memiliki keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan utama yang harus dimiliki seorang wartawan. Berbagai bentuk tulisan seperti berita dan artikel harus dikuasai agar informasi yang disajikan sesuai dengan fakta-fakta dan komutatif.  Keterampilan berbahasa juga mempunyai peran penting dalam pembuatan laporan, puisi, surat, karya ilmiah dan sebagainya. Dalam pembuatan laporan, penyusunannya itu harus sesuai dengan prosedur bahasa Indonesia. Demikian pula dalam pembuatan karya ilmiah, disusun dengan menggunakan bahasa yang baku sehingga mudah dipahami oleh para pembaca. 
Dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh orang kepada kita.
Jangankan tidak memiliki kemampuan, seperti yang dikemukakan di atas, kitapun akan mengalami apabila keterampilan berbahasa yang kita miliki tergolong rendah. Sebagai calon guru, kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswa bila keterampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau dipihak lain para siswa akan mengalami kesulitan menangkat pelajaran yang kita sampaikan secara lisan karena keterampilan berbicara yang kta miliki tidak memadai atau karena kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan. Begitu juga pengetahuan dan kebudayaan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya apabila kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang disampaikan para pakar apabila kita tidak memiliki keterampilan membaca yang memadai.
Banyak contoh lain yang menunjukkan betapa pentingnya keterampilan berbahasa dalam kehidupan. Bagi seorang menajer misalnya, keterampilan berbicara memegang peran penting. Ia hanya bisa mengelola karyawan di departemen atau organisasi yang dipimpinnya apabila ia memilki keterampilan berbicara. Kepemimpinannya akan berhasil bila didukung pula oleh keterampilan mendengarkan, membaca, dan juga menulis yang berkaitan dengan profesinya. Sebaliknya, jabatan sebagai seorang manajer tidak akan pernah dapat diraih apabila yang bersangkutan tidak dapat meyakinkan otoritas yang berkaitan melalui keterampilannya berbicara dan menulis.
Profesi-profesi di bidang hubungan masyarakat, pemasaran atau penjualan, politik, hukum (jaksa, hakim, pengacara) adalah contoh-contoh bidang pekerjaan yang mensyaratkan dimilikinya keterampilan berbahasa baik berbicara, menyimak, menulis, dan membaca.






BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan

Kecakapan seseorang untuk memakai bahasa seperti menulis, membaca, menyimak, atau berbicara serta kesanggupan pemakai bahasa untuk menanggapi secara betul stimulus lisan atau tulisan, menggunakan pola gramatikal dan kosakata secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain, dan sebagainya merupakan keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa ada empat aspek yaitu keterampilan berbicara, menyimak, menulis, dan membaca.
Pada umumnya aspek keterampilan berbahasa dibagi dua yaitu:
1.       Aspek keterampilan berbahasa bersifat reseptif ( menerima ) :
a.       Menyimak atau mendengar
b.      Membaca
2.       Aspek Keterampilan Berbahasa bersifat Produktif ( menghasilkan ) :
a.       Berbicara
b.      Menulis
Keterampilan berbahasa penting bagi semua orang sebab kita dituntut harus dapat berkomunikasi yang baik, serta dapat memberikan pengaruh yang positif bagi orang lain.

B.     Saran

Untuk terampil dalam berkomunikasi kita harus mengetahui, mempelajari, dan berlatih dengan tekun mengenai aspek-aspek keterampilan berbahasa melalui proses pembelajaran yang baik dan benar agar kita dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan kita kepada orang lain sesuai dengan tujuan.





DAFTAR PUSTAKA
Monygemery, Robert L. (1993). Teknik Mendengarkan yang Efektif dalam Komunikasi. (Penerjemah Rochmulyati). Jakarta: Pustaka Binaman.

Tarigan, Djago. (1991). Materi pendidikan Bahasa Indonesia 1.Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Proyek Penataran Guru SD Setara DII.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/09/pengertian-keterampilan.html